Rabu, 11 Mei 2011

TAHAPAN PERKEMBANGAN BERMAIN


Bermain sebagai kegiatan utama yang mulai tampak sejak bayi berusia 3-4 bulan dan sangat penting bagi perkembangan kognitif anak, social dan kepribadian anak pada umumnya. Bermain selain berfungsi penting bagi perkembangan pribadi juga memiliki fungsi social dan emosianal.melalui bermain anak merasakan berbagai pengalaman emosi: senang, sedih, bergairah, kecewa, bangga, marah, dsb. Melalui bermain pula anak memahami kaitan antara dirinya dan lingkungan sosialnya.
Perkembangan bermain menurut:
A.Mildred Patren(1932)
Mildred patren Menyoroti kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi ada enam bentuk interaksi  antar anak yang terjadi saat mereka bermain.Keenam bentuk tersebut yaitu:
1. Unoccopied Play
Anak tidak benar-benar terlibat dalam kegiatan bermain, melainkan hanya mengamati yang ada disekitarnya yang menarik perhatian anak.
2. Solitary Play
Anak sibuk bermain sendiri tampaknya tidak memperhatikan kehadiran anak lain disekitarnya.
3. Onlooker Play
Kegiatan bermain dengan mengamati anak-anak lain melakukan kegiatan bermain dan tampak ada minat yang semakin besar terhadap kegiatan anak lain yang diamatinya.
4. Pararel Play
Tampak saat dua anak atau lebih bermain dengan jenis alat permainan yang sama dan melakukan gerakan atau kegiatan yang sama tetapi bila diperhatikan tidak ada interaksi diantara mereka.
5. Assosiative Play
Ditandai dengan adanya interaksi antar anak yang bermain saling tukar mainan, akan tetapi bila diamati anak tidak terlibat dalam kerjasama.
6. Cooperative Play
Ditandai dengan adanya kerjasama atau pembagian dan pembagian peran antara anak-anak yang terlibat dalam permainan dan memiliki untuk mencapai satu tujuan tertentu.                 
B. Jean Piaget (1962)
     Menurut Piaget ada 4 tahapan bermain pada anak yaitu :
1. Sensory Motor Play (+/- ¾ bulan-1,5 tahun)
Pada tahapan ini, kegiatan anak mulai lebih terkoordinasi dan ia mulai belajar dari
pengalaman bermainnya.
2. Symbolic atau Make Believe Play (+/- 2-7 tahun)
Merupakan ciri periode operasional yang ditandai dengan bermain khayal (pura-pura).
. Pada tahapan ini, anak sudah mulai dapat menggunakan berbagai benda sebagai
simbol atau representasi benda lain.      
3. Social Play Games with Rules (+/- 8-11 tahun)
Pada tahap ini anak menggunakan simbol yang banyak diwarnai nalar dan logika yang
bersifat objektif dalam bermain. Kegiatan anak lebih banyak dikendalikan oleh aturan
permainan.
4. Games with rules and Sports (11 tahun ke atas)
Aturan pada olahraga jauh lebih ketat dan kaku, namun pada tahap ini anak senang
melakukan kegiatan ini berulang-ulang dan terpacu untuk mencapai prestasi sebaik-
baiknya. Pada tahap ini, bukan hanya rasa senang saja yang menjadi tujuan tetapi ada
suatu hasil akhir tertentu seperti ingin menang, memperoleh hasil kerja yang baik.
C. Hurlock (1981)
     Menurut Hurlock ada 4 tahapan bermain pada anak, yaitu :
1.Tahap Penjelajahan (Exploratory stage)
Ciri khasnya adalah berupa kegiatan mengenai obyek atau orang lain, mencoba menjangkau atau meraih benda dikelilingannya, lalu mengamatinya.
2. Tahap Mainan (Toy stage)
Mencapai puncak pada usia 5-6 tahun. Pada tahap ini anak-anak berpikir bahwa benda mainannya dapat berbicara, makan,merasa sakit dan sebagainya.
3. Tahap Bermain ( Play Stage)
Terjadi pada saat anak mulai masuk Sekolah Dasar. Anak bermain dengan alat permainan, yang lama kelamaan berkembang menjadi games, olahraga dan bentuk permainan lain yang juga dilakukan orang dewasa.
4. Tahap Melamun (Daydream Stage)
Diawali saat anak mendekati masa pubertas. Pada tahap ini anak banyak menghabiskan waktu untuk melamun atau berkhayal.
D. Rubin, Fein & Vandenberg (1983) dan Smilansky (1968)
Menurut Rubin, Fein & Vandenberg (1983) dan Smilansky (1968) ada 4 tahapan bermain pada anak, yaitu :
1. Bermain Fungsionil (Functional Play)
Tampak pada anak usia 1-2 tahun berupa gerakan yang bersifat sederhana dan berulang-ulang.
2. Bangun Membangun (Constructive Play)
Tampak pada anak usia 3-6 tahun. Anak membentuk sesuatu, menciptakan bengunan tertentu dengan alat permainan yang tersedia.
3. Bermain Pura-pura (Make-believe Play)
Banyak dilakukan anak berusia 3-7 tahun. Dalam bermain pura-pura anak menirukan kegiatan orang yang pernah dijumpainya dalam kehidupan sehari-hari.
4.Permainan dengan peraturan (Games with Rules)
Umumnya dapat dilakukan anak pada usia 6-11 tahun. Anak sudah memahami dan bersedia mematuhi aturan permainan.

3 komentar:

  1. Akan lebih baik lagi kalau disertakan sumbernya. Artikel ini sumber utamanya dari buku Bermain, Mainan dan Permainan untuk Pendidikan Usia Dini, karangan Ibu Mayke S. Tedjasaputra. Well done, girl! :)

    BalasHapus
  2. Apa perbedaan tahap dan persamaan bermain menurut J.piaget dan hurlock

    BalasHapus
  3. Casino Review - DrmCD
    Read an 울산광역 출장안마 in-depth casino review with info on bonuses, games, complaints, 경산 출장마사지 payout speed, safety, security, complaints, games 강원도 출장안마 selection, payout  Rating: 4.1 · ‎Review by 시흥 출장마사지 DrmCD 제천 출장안마

    BalasHapus